Friday 22 February 2013

Ketidakjujuran


Dari beberapa hal yang sangat menyakitkan jiwa kita adalah ketidakjujuran dalam bentuk apa pun. Berbohong biasanya mulai dari anak-anak, karena mereka takut tidak disetujui atau dihukum.
Biasanya anak-anak ketahuan ketika mereka berbohong, dan mereka mengetahui bahwa konsekuensinya jauh lebih berat dari pada hal-hal yang mereka takuti sebenarnya. Hal ini akan menyebabkan dia mempertahankan sikap tidak jujurnya. Kadang-kadang, seorang anak bisa “bolos” dengan berbohong, dan sikap itu akan tetap ada. Merasa lega karena tidak ketahuan, diikuti dengan rasa bersalah atau semacam rasa tidak menghormati orang yang berbohong. Hal ini bisa terjadi jika seorang anak tidak diatur oleh orang tuanya atau jika sebuah keluarga tidak memasukkan kejujuran ke dalam ajarannya. Di sisi lain, jika suatu keluarga dikendalikna oleh sosok otoriter yang mengharuskan kejujuran, maka anak tersebut bisa mendapatkan kepuasan dari bagaimana dia bisa melepaskan diri dari kejujuran itu sendiri. Berbohong akan menjadi kebiasaan bagi anak tersebut.

Setelah remaja, anak tersebut menjadi semakin tidak jujur yang didorong oleh perasaan pemberontakannya dan kepuasan yang dia dapatkan setiap kali dia bisa membohongi atau menipu orang. Dia mulai bohong tentang hal-hal yang tidak penting, mencuri barang-barang yang tidak dia inginkan, hanya untuk memberikan kesenangan. Tingkah laku ini menjadi kebiasaan, mulai mengendalikannya bahkan lebih kuat dari dirinya sendiri.

Steven, ketika masih kanak-kanak, selalu berbohong kepada ayahnya. Ayahnya seorang yang sangat disiplin dan tidak segan untuk memukul jika Steven tidak melakukan apa yang diperintahkan ayahnya. Ibunya, yang juga sering menjadi korban pemukulan ayahnya, yang menjadi “sahabat”nya, sering menertawakan dibelakang ayahnya ketika mereka berhasil membohonginya agar tidak dipukuli. Berbohong menjadi kebiasaannya dan keahliannya. Ketika mulai sekolah, Steven melihat bahwa berbohong dapat membuatnya mempunyai pacar banyak, nilai bagus, dan perhatian banyak orang. Hingga ditingkat SMA, satu per satu kebohongannya mulai terbongkar dan diketahui. Akhirnya Steven dikucilkan dan tidak punya teman satu orang pun.

Steven tahu dia punya masalah, tapi dia tidak mau memperbaikinya. Dia memutuskan untuk masuk ke dalam Angkatan Laut dan meninggalkan kota, yang menurutnya bisa membuatnya keluar dari masalahnya. namun demikian, karena masalah tersebut ada di dalam dirinya, maka ke mana pun dia pergi, masalah tersebut akan tetap bersamanya, bahkan menciptakan kesulitan yang semakin banyak dalam kehidupannya. Dia hidup dalam dunia ilusi, yang diciptakan oleh ketidakmauannya untuk menghilangkan kebiasaanya yang telah dia bentuk sejak kecil.

Ketidakjujuran Steven membuatnya terluka secara spiritual, dan ini adalah bentuk luka yang paling serius sehingga kita bisa melukai diri kita sendiri. Berbohong menimulkan konsekuensi yang berat, karena berlaku hukum sebab akibat. Tuhan tidak menghukum kita atas dosa kita. Tapi konsekuensi dari dosa kitalah yang merupakan hukuman bagi kita. Jika kita tidak bisa menemukan keberanian untuk menghadapi kesulitan dan kesalahan kita, dan mengerti dari mana asalnya, kita tidak akan pernah bisa menemukan siapa diri kita. Luka yang telah kita torehkan pada jiwa kita harus bisa kita hadapi agar kita bisa tumbuh secara spiritual.



Source : Buku "The Choice Is Yours - Bonnie M. Parsley"

Monday 18 February 2013

Mulai Serius


Setelah berkencan, kita mungkin ingin lebih serius untuk berpacaran. Ini bisa menyenangkan sekaligus sebagai tekanan. Apakah kita atau partner kita bisa menerima komitmen-komitmen dalam hubungan yang jauh lebih serius nanti. Akankah bijaksana jika kita bisa saling jujur mengatakan kita masih ingin bebas berhubungan dengan orang lain?

Umumnya para orang tua khawatir jika melihat anak remaja mereka mulai berpacarandan serius terlalu cepat. Mereka takut jika anak mereka menjadi terlalu tergantung pada hubungan tersebut, dan akan jadi tidak sehat nantinya. Kalau kamu ingin hubunganmu tetap menyenangkan, jangan terlalu banyak menghabiskan waktu berduaan. Karena ada potensi sering timbul konflik. Para orang tua umumnya tidak keberatan kalau kamu pacaran sepanjang kamu bisa menjaga kepercayaan dan tidak menjadi obsesif terhadap hubungan pacaranmu.

Apakah kamu masih berkencan atau sudah berpacaran, pastikan kamu diperlakukan dengan baik dan dihargai oleh pasanganmu. Kalau pasanganmu punya sikap buruk, suka ngebut, pecandu obat-obatan, dan alkohol, emosian dan sebagainya, cepat-cepat tinggalkan dia. Orang seperti ini hanya membawa masalah dan kamu tidak akan mau menjadi mereka. Kamu boleh merasa yakin bisa membantu mereka, tapi mungkin ini masalah yang perlu mereka selesaikan sendiri. Jadi, lebih baik duduk-duduk nonton TV di malam minggu daripada pergi dengan orang-orang seperti itu.





Source : Buku "The Choice Is Yours - Bonnie M. Parsley"

Sunday 17 February 2013

Berkencan

Ada kebahagiaan yang luar biasa, pengharapan dan kekhawatiran. Para gadis bertanya-tanya apakah ada yang akan mengajak mereka berkencan, apakah dia akan menjawab ya atau tidak. Para gadis akan semakin hati-hati dengan penampilan mereka. Dan para pemuda memikirkan dan merencanakan kendaraan dan pekerjaan, sehingga mereka punya uang dan bisa menyenangkan seorang gadis ketika berkencan.
Untuk mendapatkan teman kencan cara termudah adalah ikut dalam kegiatan kelompok religi atau sosial dan bersosialisasi di dalamnya. Dengan begitu akan terbuka kesempatan besar untuk bisa bertemu banyak teman dengan berbeda jenis kelamin sampai menemukan seseorang yang dianggap istimewa lalu mengajaknya berkencan.
Kamu sendiri yang tahu kapan waktu tepat mulai berkencan. Banyak remaja yang memaksakan diri untuk berkencan padahal mereka belum siap. Jika semua temanmu sudah berkencan, maka kamu akan merasa ada keharusan untuk menemukan teman kencan. Kamu merasa perlu membuktikan kepada teman-teman bahwa kamu diinginkan dan menarik bagi seseorang. Lalu kamu memaksakan diri untuk berkencan sebelum benar-benar siap.
Remaja berkencan karena ada banyak hal yang melatarbelakangi, dan mungkin tidak berhubungan dengan perasaan menyukai orang lain atau karena ingin dekat dengan orang tersebut. Pengakuan adalah motivator terbesar, terutama di antara anak-anak muda yang baru saja mulai berkencan. Dalam kehidupan remaja di Amerika, status diberikan pada mereka yang sudah mulai berkencan. Oleh karena itu, setiap orang selalu harus merasa cepat untuk kencan pertama. Tidak peduli dengan siapa mereka akan berkencan. Hanya dengan menyebar berita bahwa mereka sudah berkencan dengan seseorang sehingga semua teman-teman tahu, sudah cukup membuat mereka merasa lebih baik.
Setiap orang menyukai tantangan, dan kita mungkin saja mengejar anak perempuan/anak laki-laki yang terkenal susah didekati. Keinginan untuk bisa mengajak kencan anak perempuan/laki-laki tersebut memotivasi kita untuk melakukan berbagai hal konyol. Seperti mengejar suatu piala kemenangan. Dan ketika piala telah di tangan, maka kesenangan itu berakhir. Selanjutnyam kita menyadari bahwa orang yang telah kita “dapatkan” ternayata tidak seperti apa yang diharapkan.
Ketika berkencan, sebagian besar orang melakukan satu dari dua kesalahan. Baik apakah itu menahan perasaan kita ketika  bersama dengan seseorang yang benar-benar kita sayangi, ataukah kita menyayanginya berlebihan dan akhirnya menjadi tergantung dan posesif. Yang terbaik adalah besikap di antara keduanya. Jikaa kita telah belajar mencintai diri kita sendiri, kita akan menjadi mandiri dan percaya diri. Kemudian, ketika kita bersama dengan seseorang yang benar-benar kita sayangi, kita bisa membiarkan dia tahu bahwa kita menyayanginya dengan menjadi diri kita sendiri.
Setiap orang menikmati pengakuan dan menghargai pengertian. Kita bisa membiarkan seseorang spesial tersebut tahu bahwa kita sayang padanya dengan memberinya hal-hal seperti ini. Kita bisamembiarkan dia melihat bahwa kita menerimanya sebagaimana dia aoa adanya. Kita bisa bersikap hangat dan penuh cinta tanpa membuatnya takut dengan menyatakan bahwa cinta kita tidak akan pernah berakhir di awal hubungan.
Ketika pertama berkencan, kita tidak tahu pasti apa yang akan kita hadapi. Kita menonton TV dan bioskop dan kadang-kadang bisa bingung sendiri tentang apa yang sebaiknya harus dilakukan ketika berkencan.
Menurut Bonnie M. Parsley, petunjuk terbaik yang digunakan ketika mulai berkencan adalah berkencan dengan orang-orang yang telah memiliki hubungan sangat baik dengan dirimu. Lalu perlakukan setiap orang sebagai teman baik. Jangan melakukan apa pun yang kamu pikir bahwa itu yang diinginkan, dan lalui dengan santai. Jika kamu tidak merasa sreg akan sesuatu, fokuskan pada perasaan itu dan cari tahu apa yang sedang mereka coba katakan kepadamu. Jika kamu tidak berkencan dengan siapa pun, terimalah sebagai suatu yang wajar. Setiap orang tidak harus berkencan di setiap akhir minggu. Temukan dan bersenang-senanglah dengan teman-teman yang berlainan jenis kelamin tanpa harus menganggapnya serius. Menurutnya, remaja sekarang ini jauh lebih baik dari pada remaja di zaman dulu. Semua putrinya berteman dengan anak laki-laki yang hubungannya hanya persahabatan dan tidak lebih. Ada juga hubungan yang terus menjadi hubungan percintaan.
Bagaimana kah jika kencanmu berantakan? Haruskah kau menghindari orang tersebut selama hidupmu? Jika kamu melihat ke belakang dan mengingat malam kencan waktu itu secara objektif, kamu mungkin akan tertawa. Jangan terlalu menganggap serius segala sesuatu ketika berkencan. Belajarlah menertawai diri sendiri, dan jangan berharap terlalu banyak dari orang lain. Jika kamu bisa melakukan ini, kamu bisa mengubah “bencana” menjadi malam yang menyenangkan bahkan ketika malam ini berakhir. Jika kamu bisa menjadikan ini lelucon, kamu bisa keluar lagi dan bersenang-senang.


Dikutip dari: Buku "The Choice Is Yours-Bonnie M. Parsley"

Wednesday 13 February 2013

Cinta yang Sebenarnya


Mencintai dirimu sendiri bukan selalu berarti egois, memegang kontrol dan menuruti keinginan kamu. Ini semua adalah ego dan kamu sendirilah yang menciptakan. Ini adalah diri kamu versi pikiranmu sendiri, tapi bukan kamu yang sebenarnya adlah spirit, dan jika kamu benar-benar mencintai dirimu, secara insting kamu tahu bahwa selalu melakukan apa yang kamu inginkan adalah buruk bagimu. Anak-anak dan remaja yang keinginannya selalu dipenuhi akan menjadi manja, temperamental, dan susah bersosialisasi. Dia tidak akan pernah merasa cukup dan puas.

Hanya ada satu hal yang harus kita bolehkan sebagai motivasi kita, yaitu cinta. Kita melakukan hal-hal untuk orang tua kita karena kita sayang mereka, kita menghargai nilai dan mencintai mereka. Begitu juga ketika dengan orang lain. Jika kita belajar mencintai diri sendiri, kita bisa mendapatkan pengakuan. Tapi jika kita membiarkan pengakuan tersebut menjadi motivasi kita, maka kita tidak akan pernah puas.

Maka cintailah diri sendiri. Terimalah segala kelebihan dan kekurangan sehingga kamu akan menyadari keunikan dirimu sendiri. Dan kamu akan merasa bahagia menjadi dirimu tanpa memakai topeng apa pun. Terakhir, kamu bisa mencintai orang lain sama besarnya cintamu pada dirimu sendiri.





Source : Buku "The Choice Is Yours - Bonnie M. Parsley"

Thursday 7 February 2013

Belajar Menerima


Apa pun yang terjadi di hidup kita, biarkan saja seperti itu. Menolaknya akan buang-buang energi. Dengan begitu, kita bisa memahaminya. Contohnya, Linda yang merasakan penganiayaan ibunya. Dia tidak membenci ibunya atau menyalahkan dirinya sendiri, tapi Linda justru lebih memilih mengakui/ menerima fakta yang terjadi, yaitu ibu sedang memarihiku. Linda menolak segala prasangka yang muncul seperti : “Ibu membenciku – aku adalah anak nakal.” Dengan selalu membiarkan diri menerima kemarahan ibu tanpa ada prasangka/penilaian apa pun akhirnya membuat Linda mengerti dan bertanya : “Apa yang membuat ibuku seperti ini? Dan Linda dapat melihat bahwa dia hanya sasaran kemarahan ibunya, bukan penyebab. Kebanyakan kasus, orang tua yang suka menganiaya, baik verbal maupun tidak, di masa kecilnya juga menjadi korban penganiayaan orang tuanya.
                Bersedia menjalani apa yang benar-benar terjadi, suatu kebenaran, membuat kamu bisa melihat hal-hal sebagaimana adanya dan membiarkannya membawa kita menuju ke realita. Hal ini membutuhkan keberanian dan kebulatan tekad, serta harus mau menghilangkan benteng penolakan kita terhadap rasa sakit. Karena dengan mengetahui kebenaraan mungkin akan membuat kita merasakan rasa sakit yang luar biasa. Remaja-remaja akan melihat bahwa orang tua, teman dan orang lain yang mereka cintai ternyata tidaklah sempurna. Bahkan mungkin kenyataan di balik itu lebih mengerikan. Dan mengetahui ini dapat sangat menyakitkan.
                Jika kamu telah mencapai taraf ini, maka kamu telah memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalahmu. Remaja pada tingkat ini, dalam kasus penganiayaan, akan berusaha mencari bantuan ke luar. Penganiayaan itu sendiri harus dihentikan.
                Jadi, apa pun yang terjadi dalam kehidupanmu, terimalah, rasakan, pahami, lalu selesaikan masalahnya. Dengan begitu rasa sakit yang kamu rasakan pada akhirnya hilang lalu muncul penyembuhan spirit.


Source : Buku "The Choice Is Yours - Bonnie M. Parsley"

Menerima Perasaanmu


            Bagian terpenting dalam menerima diri kamu seutuhnya adalah menerima perasaan-perasaanmu, termasuk yang negatif, seperti kesedihan, takut, kemarahan, atau apa pun. Hanya dengan menerima perasaan dan mengerti dari mana asalnya maka akhirnya kita bisa melepaskan respons negatif kita, seperti takut dan marah, dan terbebas lagi. Ketika kamu berhenti menolak perasan-perasaanmu, menyangkal, mengubur, dan membencinya. Dan mulai memahaminya, maka ada kemungkinan kamu untuk mencintai dirimu sendiri.
                Perasaan bisa menyebabkan rasa sakit, dan tidak heran jika kita ingin melarikan diri dari perasaan dengan menekannya terus. Perasaan harus dihadapi dan dipahami. Jika kamu marah, tanyakan pada dirimu sendiri, “Dari mana rasah marah ini datang? Mengapa aku merasa marah?” Ingatlah kembali tindakan-tindakan atau kata-kata yang membuatmu marah dan temukan penyebabnya. Penyebab yang pasti jarang merupakan penyebab akar. Penyebab ini tersembunyi dalam dirimu dan perlu adanya pemeriksaan diri untuk memahami.
                Ketika kita akhirnya mengerti bahwa kemarahan kita berasal dari rasa sakit yang terkubur di dalam kita, atau mungkin dari rasa takut karena sendirian, takut disakiti, atau takut tidak terkendali, maka kita telah menemukan sumber kemarahan kita. Lalu hal aneh terjadi. Kemarahan kita tiba-tiba mulai mencair dan kita segera terbebas darinya.
                Menolak perasaan kita, bukannya membuka untuk menerimanya, akan membuat perasaan-perasaan terkunci di dalam. Hanya dengan memahamilah perasaan tersebut dapat dirasakan, dimengerti, kemudian dilepaskan.


Source : Buku "The Choice Is Yours - Bonnie M. Parsley"

Menemukan Cinta

Carilah didalam dirimu sendiri karena di situlah asal datangnya cinta. Cinta datang dari kesediaan dala hati kita untuk mencintai, untuk meraih diri kita sendiri, dengan tujuan mencapai tingkat kesadaran yang lebih dalam. Kamu harus memberi diri kamu apa yang tidak bisa diberikan orang lai, belas kasih, pengertian, kasih sayang, dan pendorong semangat.
            Mencintai diri sendiri berarti menerima dirimu apa adanya. Kamu bisa berusaha menjadi yang terbaik dari kamu, tapi ada hal-hal dasar yang tidak bisa kamu ubah, seperti tinggi badan, bentuk tubuh, ras, atau keluarga. Jika kamu menerima dirimu, bahkan ketidaksempurnaanmu, maka kamu dapat mulai menapaki langkah menuju tingkat kesadaran spiritual. Dan ingat, bahwa kamu lebih dari sekedar tubuh kamu, tubuh sementara yang nantinya ditinggalkan. Bagian terpenting dari kamu yaitu spiritual, akan selalu bersamamu. Pastikan bagian ini benar-benar diperhatikan, terima yang ada, dan pergunakan sebaik-baiknya.

Source : Buku "The Choice Is Yours - Bonnie M. Parsley"

Jatuh Cinta


Saat kita jatuh cinta dan orang yang kita cintai juga membalas cinta kita, itu akan menjadi momen-momen yang amat membahagiakan. Hati berbunga-bunga dan serasa melayang.
Jatuh cinta adalah fase yang digunakan dengan ringan dalam masa-masa remaja. Sebenarnya yang kita rasakan adalah saling tertarik satu sama lain. Karena perasaan ini berisi segala emosi yang bercampur aduk, kita cenderung berpikir bahwa kita jatuh cinta. Masalahnya yaitu cinta kita penuh syarat, karenanya sangat tidak bisa dijadikan pegangan. Seumpama orang yang kita cintai melakukan sesuatu yang tidak kita sukai, kita tidak mau berpisah dengan dia, dan kita mau dia melakukan sesuai mau kita. Ini namanya mengatur. Tidak ada orang yang mau diatur.
Kalau kita benar-benar mencintai seseorang, beri dia “ruang gerak” dan tidak saling bergantung. Cinta yang sebenarnya bukan hanya menghargai individualitas dan ketidaktergantungan orang lain, tapi mendorongnya. Kalau kita menjadi dirinya sendiri, dia akan mencintai kita karena ini.
Hubungan percintaan tidak akan bertahan kalau tidak ada komitmen. Kita bisa saling berjanji untuk saling terbuka dan jujur, saling pengertian dan bisa dipercaya. Kalau sudah begitu, kita harus commit. Komitmen itu ibarat lem yang merekatkan suatu hubungan saat ada masalah atau salah paham.
Sering saat kita “jatuh cinta” kita membiarkan kebutuhan kita tidak terpenuhi dan berusaha memenuhi semua kebutuhan dan keinginan orang yang kita cintai. Kita harus lihat diri kita sebagai individu dan bukan bagian dari suatu pasangan. Kita tidak boleh “mengekang” perasaan kita sendiri hanya untuk membiarkan orang yang kita cintai bahagia. Kalau kita menghargai diri kita dan mencintai diri kita dulu, kita akan bisa mencintai orang lain dengan baik.
Jatuh cinta tidak berarti bahwa kita memiliki orang lain atau dia memiliki kita, bahwa kita harus menyetujui semua hal dan bahwa kita telah menemukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan kita, jangan terlalu mengekang karena kita takut kehilangan. Kalau ada beda pendapat, itu sudah wajar. Yang penting kita saling menghargai pendapat orang lain. Biarkan dia punya ide, keyakinan, dan ambisi dia sendiri, dan kita juga seperti itu. Dan siapa pun tidak ada yang bisa memenuhi kebutuhan kita kecuali kita sendiri. Cinta berarti kita membantu orang lain memenuhi kebutuhannya sendiri dengan memberi dukungan, kebebasan, dan dorongan.
Sebenarnya baik itu hubungan persahabatan atau hubungan percintaan, hal-hal yang boleh dan tidak boleh kita lakuan itu sama. Kalau kita lebih untuk memberi daripada untuk menerima, baik itu dalam hubungan persahabatan atau hubungan percintaan, maka kebutuhan kita akan tumbuh berkembang dalam hidup kita.
So, memiliki hubungan percintaan dengan orang lain, bukan berarti memiliki orang tersebut sehingga menjadi tergantung dan posesif. Justru sebaliknya, tunjukkan cinta dan kasih sayangmu dengan memberinya ruang untuk bergerak dan menjadi dirinya sendiri. Begitu juga dengan kita, menyediakan ruang untuk kita sendiri dan menjadi diri sendiri.


Source : Buku "The Choice Is Yours - Bonnie M. Parsley"

Friday 1 February 2013

Who is it ?


Cowok kelahiran 29 september 94 ini doyan banget yang namanya “jalan-jalan”, mau deket mau jauh, mau sendiri mau rame-rame nggak masalah, yang penting hati seneng, katanya. Lahir di rumah sakit dari perut ibunya terus dikasih nama, dan nggak tau arti dari nama itu, “Bayu Lismayandi”. Kalau dari nama depan artinya angin, tapi kalau dari belakang nggak tau arti, dan maksudnya. Hanya sebagai pelengkap nama depan saja, katanya. Dari kecil selalu pergi main sama temen-temennya, dari pagi sampai pagi, tapi malemnya istirahat, itu pun kalau pas lagi hari libur. Kemana – mana slalu bawa sepeda, padahal deket banget dari rumah. Makanya pas dia udah gede tuh suka banget jalan-jalan, nggak ada capeknya. Istirahat sebentar udah fit lagi, bener-bener ajaib ini orang, maunya jalan terus. Dari SD udah banyak kegiatan, ya..walau cuma klayaban kesana kemari, main sana main sini, serong sana serong sini. Terus SMP makin banyak kegiatan, waktu SMP ini udah ada peningkatan. Kegiatan udah yang berpositif, dari mulai ngeBand sama temen-temen, terus terjun di pramuka, gabung di perbasketan, nyelem di OSIS, ditugasin bantuin ngajarin TIK, terus diutus jadi PMR dan akihirnya jadilah ketua OSIS. Lumayan banyak, tapi masih kurang banyak, katanya. Terus lanjut ke SMA bokapnya, waktu itu bokapnya jadi guru SMA di kotanya, terus diminta tuh buat sekolah di tempat bokapnya, alhasil masuklah di salah satu sekolah favorit di kotanya. Sindrom kemalasan ini udah mulai muncul, yang dulunya aktif kegiatan, sekarang udah bener-bener berkurang, ya karna nilai jadi mrosot kali ya, katanya. Mulai SMA dia cuma ikut basket doang, dari sekian banyaknya itu, di ringkas jadi satu, bener-bener edan ini orang. Dari basket dia dapet pencerahan, filosofinya ngena banget dikehidupannya. Slalu on time, tepat waktu. Jadi dia berfokus di basket, hasilnya keren abis. Dulu, yang semula ranking 4 dari atas, sekarang ranking 2 dari bawah, keren abis... yang semula dulu pendek, sekarang lebih agak tinggian dikit. Dari situ lanjut masalah asmaranya sebelum beranjak ke kampus. Dari SMP sampek SMA, baru pernah 5 kali pacaran, sedangkan temen-temennya udah lebih dari 5. SMP baru sekali, karna saking sibuk nolak cewek-cewek yang dateng, dan cuma nerima satu cewek waktu itu, sisanya pas SMA, itu pun paling lama single nya dari pada masa pacarannya. Paling lama pacaran waktu itu hampir 8 bulan, dan paling sebentar pacarannya 10 hari, katanya. tapi, mau itu lama atau enggaknya, nggak menjamin kalau bener-bener bahagia pacarannya, yang penting give him/her free space to feel that your love is real for him/her. Fatal buat dia waktu dulu pacaran, paling lama pacarannya, tapi paling lama juga ngekangnya, egoisnya. Nah gara-gara itu, dia sadar setelah dia diputusin, jadi hal itu emang penting banget buat ngejaga hubungan. Kenapa nggak dari dulu ngerti tentang itu, sesalnya. Seiring berjalan melewati waktu, dia belajar dari kesalahannya, dan seketika itu berubah, bukan berubah wujud atau semacamnya, tapi ngerubah sifatnya itu. Nah terus dapet deh pengganti, dan langsung dipraktekin tuh teori, tapi nambah salah lagi, dia justru terlalu ngasih free space ke pacarnya, sampek pacarnya ngira dia punya pacar lagi, karna saking ngebiarin pacarannya itu. 10 hari berjalan terus diputusin tuh, dianggep nggak peduli sih. Terus baru sadar tuh kalau terlalu ngasih ruang gerak akhirnya malah mudah lepas, jadi pas nya yang tengah-tengah, nggak ngekang, tapi nggak terlalu ngebiarin. Terus lanjut dapet pengganti lagi, dan ini bener-bener sukses teori yang dipelajarinya, nggak ngekang, tapi nggak terlalu ngebiarin. Dan itu bener-bener indah dijalaninnya, hampir nggak ada masalah, hampir nggak pernah berantem, katanya. Tapi, setelah jauh pergi, pindah kota buat kuliah, diputusin. Ternyata jarak yang jadi permasalahan, katanya. nah setelah itu dia berniat hengkang dulu dari dunia seperti itu, dia memilih fokus sama apa yang akan di lakukan. Ternyata lebih susah mempertahankan dari pada memulai sesuatu. Katanya.