Apa pun yang terjadi di hidup kita, biarkan saja seperti
itu. Menolaknya akan buang-buang energi. Dengan begitu, kita bisa memahaminya. Contohnya,
Linda yang merasakan penganiayaan ibunya. Dia tidak membenci ibunya atau
menyalahkan dirinya sendiri, tapi Linda justru lebih memilih mengakui/ menerima
fakta yang terjadi, yaitu ibu sedang memarihiku. Linda menolak segala prasangka
yang muncul seperti : “Ibu membenciku – aku adalah anak nakal.” Dengan selalu
membiarkan diri menerima kemarahan ibu tanpa ada prasangka/penilaian apa pun
akhirnya membuat Linda mengerti dan bertanya : “Apa yang membuat ibuku seperti
ini? Dan Linda dapat melihat bahwa dia hanya sasaran kemarahan ibunya, bukan
penyebab. Kebanyakan kasus, orang tua yang suka menganiaya, baik verbal maupun
tidak, di masa kecilnya juga menjadi korban penganiayaan orang tuanya.
Bersedia
menjalani apa yang benar-benar terjadi, suatu kebenaran, membuat kamu bisa
melihat hal-hal sebagaimana adanya dan membiarkannya membawa kita menuju ke
realita. Hal ini membutuhkan keberanian dan kebulatan tekad, serta harus mau
menghilangkan benteng penolakan kita terhadap rasa sakit. Karena dengan
mengetahui kebenaraan mungkin akan membuat kita merasakan rasa sakit yang luar
biasa. Remaja-remaja akan melihat bahwa orang tua, teman dan orang lain yang
mereka cintai ternyata tidaklah sempurna. Bahkan mungkin kenyataan di balik itu
lebih mengerikan. Dan mengetahui ini dapat sangat menyakitkan.
Jika kamu
telah mencapai taraf ini, maka kamu telah memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan masalahmu. Remaja pada tingkat ini, dalam kasus penganiayaan,
akan berusaha mencari bantuan ke luar. Penganiayaan itu sendiri harus
dihentikan.
Jadi,
apa pun yang terjadi dalam kehidupanmu, terimalah, rasakan, pahami, lalu
selesaikan masalahnya. Dengan begitu rasa sakit yang kamu rasakan pada akhirnya
hilang lalu muncul penyembuhan spirit.
Source : Buku "The Choice Is Yours - Bonnie M. Parsley"
No comments:
Post a Comment